Makalah, Makalah Teknik Pengembangan Paragraf Mata Kuliah Bahasa Indonesia

9:51:00 PM
Makalah Teknik Pengembangan Paragraf


Makalah, Makalah Teknik Pengembangan Paragraf Mata Kuliah Bahasa Indonesia

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, hidayah, dan  inayah-Nya sehingga penulis dengan segala kelebihan dan kekurangannya dapat menyelesaikan  tugas  makalah Bahasa Indonesia  ini, yang diberi  judul Teknik Pengembangan Paragraf”.
Penulis sangat menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, walaupun sesungguhnyapenulis sudah berupaya keras dengan kemampuan sesuai disiplin ilmu yang dimiliki. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis meminta para pembaca agar senantiasa dapat memberikan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini. Pada kesempatan ini penulis ingin menghanturkan rasa terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada dosen yang bersangkutan.
Semoga segala bantuan, dorongan, dan bimbingan yang telah diberikan kepada penulis mendapatkan balasan dari Allah SWT. Dan akhir kata, penulis harapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Amiin.
  
Watampone,   Mei 2015

Penulis


DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR                                                                                          
DAFTAR  ISI                                                                                                       
BAB I PENDAHULUAN                                                                                    
A.    Latar Belakang                                                                                            
B.     Rumusan Masalah                                                                                      
C.     Tujuan Penulisan                                                                                        
BAB II PEMBAHASAN                                                                                     
A.    Teknik Pengembangan Paragraf                                                                 
B.     Pembagian Teknik Pengembangan Paragraf                                              
BAB III PENUTUP                                                                                              
A.    Simpulan                                                                                                     
B.     Saran                                                                                                           
DAFTAR PUSTAKA                                                                                           


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Sebagai warga negara Indonesia kita mesti menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Dalam hal ini kita sebagai warga Indonesia harus memahami bagaimana cara menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Adapaun cara untuk memahami bahasa Indonesia yang baik dan benar, seseorang mesti melalui suatu proses pembelajaran.
Permasalahan yang sering kali dijumpai dalam berkomunikasi melalui bahasa, adalah bagaimana cara mengembangkan suatu topik atau kalimat dalam bentuk panjang (paragraf) dalam percakapan sehari.
Mengembangkan sebuah gagasan pokok atau pikiran utama menjadi suatu paragraf yang terpadu bukan sesuatu yang mudah. Penulis yang masih dalam taraf belajar (tahap pemula) sering menemui kesulitan dalam memelihara kesatuan dari sebuah paragraf. Hingga saat ini mengembangkan paragraf yang memiliki kesatuan, kepaduan, dan kelengkapan masih merupakan sebuah kesulitan.Maka dari itu, perlu untuk kita ketahui bersama bahwa bagaimana cara atau teknik dalam mengembangkan suatu paragraf.


B.     Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas maka penulis dapa menentukan rumusan masalah sebgai berikut :
1.      Bagaimana teknik pengembangan suatu paragraf ?
2.      apa saja pembagian teknik pengembangan paragraf ?
C.    Tujuan Penulisan
Dari rumusan masalah diatas, maka penulis dapat menentukan tujuan penulisan sebagai berikut:
1.      Untuk mengetahui teknik pengembanga paragraf.
2.      Untuk mengetahui  pembagian teknik pengembangan paragraf.


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Teknik Pengembangan Paragraf
Mengarang itu adalah usaha dalam mengembangkan beberapa kalimat topik. Dengan demikian dalam karangan itu kita harus mengembangkan beberapa paragraf  demi paragraf. Oleh karena itu, kita harus cermat menempatkan kalimat agar pembaca dapat memahaminya.
 Teknik pengembangan paragraf itu secara garis besarnya, ada dua macam. Pertama dengan menggunakan “ilustrasi” artinya, apa yang dikatakan kalimat topik (kalimat utama) itu dilukiskan dan digambarkan dengan kalimat penjelas sehingga didepan pembaca tergambar dengan jelas apa yang  dimaksud oleh penulisnya. Kedua dengan menggunakan “analisis” artinya, apa yang dinyatakan kalimat topik dianalisis secara logis sehingga pernyataannya merupakan sesuatu yang meyakinkan.
Didalam praktiknya kedua teknik diatas dapat terperinci lagi menjadi beberapa cara yang lebih praktis. Diantaranya dengan memberikan contoh, dengan menampilkan fakta-fakta, dengan memberikan alasan-alasan dan dengan bercerita.[1] Adapun penjabarannya yaitu sebagai berikut :


1.      Dengan Memberikan Contoh/Fakta
Biasanya, pembaca senang membaca paragraf-paragraf yang dikembangkan dengan memberikan contoh/fakta. Sebagai contoh :
            “Kegiatan Kelompok Unit Dagang (KUD) di desa-desa yang belum dewasa/maju dicampuri oleh para Tengkulak, Seperti di Desa Kioro. Semua kegiatan KUD selalu dipantau oleh Para Tengkulak Tersebut. Terkadang bukan memantau, namun juga ikut menentukan gabah/padi penduduk yang akan dijula ke koperasi. Tengkulak itulah yang mengatur pembagian uang yang ditangani oleh ketua koperasi, mengatur pembelian padi, dan sebagainya. Demikan pula halnya dalam menjual kembali ke masyarakat. Harga padi selalu ditentukan oleh Tengkulak tersebut. Dari hasil penjulan Tengkulak terkadang meminta upah yang cukp besar dari koperasi.”
Dalam menggunakan cara ini penulis hendaknya memilih contoh-contoh yang umum, contoh yang representatif, artinya dapat mewakili keadaan yang sebenarnya.
2.      Dengan Memberikan Alasan-Alasan
Dalam cara ini, apa yan dinyatakan oleh kalimat topik dianalisis berdasarkan logika, dibuktikan dengan uraian yang logis dengan menjelaskan sebab-sebab mengapa demikian dapat terjadi. Sebagai contoh:
“Membiasakan diri berolahraga setiap pagi banyak manfaatnya bagi seorang pegawai. Olahraga itu sangat perlu untuk mengimbangi kegiatan duduk berjam-jam dibelakang meja kantor. Kalau tidak demikian. Pegawai itu akan menderita beberapa penyakit karena tidak ada keseimbangan kerja otak dan kerja fisik. Jika pegawai itu menderita sakit berarti dia akan tidak dapat bekerja di kantor yang berarti pula melumpuhkan kegiatan negara.”
3.      Dengan Bercerita
Biasanya, pengarang mengungkapkan kembali peristiwa-peristiwa yang sedang atau  sudah berlalu apabila ia mengembangkan paragraf dengan cara ini. Dengan parargraf itu pengarang berusaha ibarat lukisannya itu hidup. Sebagai  contoh :
“Kota Wonosobo telah mereka lalu. Kini jalan lebih menanjak dan sempit berliku-liku. Bus meraung-raung ke Dataran Tinggi Dieng. Disamping kanan jurang menganga tetapi pandangan itu dikejauhan adalah hutan pinus menyelimuti punggung bukiy dan bekas-bekas kawah yang memutih. Pemandangan itu melalaikan guncangan bus yang tak henti-hentinya berkelok-kelok. Sesekali atap rumah berderer kelihatan dari kejauhan.”[2]


B.     Pembagian Teknik Pengembangan Paragraf
Beberapa teknik yang dapat dilakukan seorang penulis dalam mengembangkan paragraf yaitu sebagai berikut:
1.      Teknik Alamiah
Teknik alamiah merupakan pengembangan paragraf berdasarkan urutan waktu dan ruang. Urutan seperti ini biasa disebut dengan istilah kronologis. Adapun maksud penyampaian informasi diharapkan memudahkan pembaca. Sebagai Contoh :
Menendang bola dengan sepatu baru dikenalnya sekitar tahun 1977, saat ia baru lulus dari stm negeri 3 jurusan teknik elektro. Yang pertama kali melatihnya adalah klub halilintar. Dari sini prestasinya terus menanjak hingga kemudian ia dapat bergabung dengan klub pelita jaya sampai sekarang. Tahun 1984 ia pernah dipanggil untuk memperkuat PSSI ke merdeka games di malaysia. Waktu ia dipanggil lagi untuk turnamen di Burnei tahun 1985, ia gagal memenuhinya karena kakinya cedera.[3]
2.      Teknik Klimaks dan Antiklimaks
Teknik klimaks dimulai dari hal yang gradasinya kurang penting menuju ke hal yang gradasinya sangat penting. Sedangkan Antiklimaks dimulai dari informasi yang memiliki gradasi tinggi (penting) menuju informasi yang gradasinya rendah. Sebagai Contoh:
Bentuk traktor mengalami perkembangan dari zaman ke zaman seiring dengan kemajuan teknologi yang dicapai umat manusia. Pada waktu mesin uap baru jaya-jayanya, ada traktor yang dijalankan dengan mesin uap. Pada waktu tank menjadi pusat perhatian orang, traktor pun ikut-ikutan diberi model seperti tank. Keturunan traktor model tank ini sampai sekarang masih dipergunakan orang, yaitu traktor yang memakai roda rantai. Traktor semacam ini adalah hasil perusahaan carterpilar. Di samping carterpiler , ford pun tidak ketinggalan dalam pembuatan traktor dan alat-alat pertanian lainnya. Jepang pun tidak mau kalah bersaing dalam bidang ini. Produk jepang yang khas di Indonesia terkenal dengan nama padi traktor yang bentuknya sudah mengalami perubahan dari model-model sebelumnya.
Pikiran utama dari paragaraf diatas adalahbentuk traktor mengalami perkembangan dari zaman ke zaman. Pikiran utama itu kemudian dirinci dengan gagasantraktor yang dijalankan dengan mesin uap, traktor yang memakai roda rantai, traktor buatan ford, dan traktor buatan Jepang.
Variasi dari klimaks adalah antiklimaks pengembangan dengan antiklimaks dilakukan dengan cara menguraikan gagasan dari yang paling tinggi kedudukannya, kemudian perlahan-lahan menurun ke gagasan lain yang lebih rendah. [4]


3.      Teknik Umum Khusus(Deduktif) dan Khusus Umum(Induktif)
Teknik umum khusus dimulai dari gagasan utama dan dilanjutkan dengan hal khusus sebagai pengembangannya. Sedangkan teknik khusus umum dimulai dari hal-hal khusus yang merupakan penjelasan kemudian disimpulkan menjadi hal atau gagasan umum. Simpulan tersebut merupakan gagasan utama atau pokok pikiran paragraf tersebut.
a.       Contoh Teknik Umum Khusus (Deduktif)
Salah satu kedudukan Bahasa Indonesia adalah sebagai bahasa Nasional. Kedudukan ini dimiliki sejak dicetuskannya sumpah pemuda pada tanggal 28 oktober 1928. Kedudukan ini mungkinkan oleh kenyataan bahwa bahasa melayu yang mendasari Bahasa Indonesia telah menjadi lingua franca selama berabad-abad diseluruh tanah air kita. Hal ini ditunjang lagi oleh faktor tidak terjadinya persaingan bahasa, maksudnya persaingan bahasa daerah yang satu dengan bahasa daerah yang lain untuk mencapai kedudukannya sebagai bahasa Nasional.


b.      Contoh Teknik Khusus Umum (Induktif)
Dokumen-dokumen dan keputusan-keputusan serta surat menyurat yang dikeluarkan pemerintah dan badan-badan kenegaraan lainnya ditulis dalam Bahasa Indonesia. Pidato-pidato, terutama pidato kenegaraan, ditulis dan diucapkan dengan Bahasa Indonesia .hanya dalam keadaan tertentu, demi kepentingan antar bangsa kadang-kadang pidato resmi ditulis dan diucapkan dalam bahasa asing, terutama bahasa inggris. Demikian juga pemakaian Bahasa Indonesia oleh masyarakat Indonesia dalam upacara, peristiwa, dan kegiatan kenegaraan. Dengan kata lain, komunikasi timbal balik antara pemerintah dengan masyarakat berlangsung dengan menggunakan Bahasa Indonesia.[5]
4.      Teknik Perbandingan dan Pertentangan
Teknik ini mencoba memperjelas gagasan utama dengan jalan membandingkan dan mempertentangkan hal-hal yang dibicarakan. Dalam hal ini penulis menunjukkan persamaan dan perbedaan antara dua hal. Hal-hal yang dapat dibandingkan adalah tingkat kesamaan dan perbedaan kedua hal tersebut.
a.       Contoh Kalimat Perbandingan
Seruan”kiri bang seorang penumpang angkot untuk turun dari mobil yang ditumpanginya, misalnya di Bandung, mungkin tidak lazim di beberapa daerah lain seperti: Manado, Gorontalo, dan Malaysia, yang membuat para penumpang serempak menengok kekiri. Seperti halnya di Bandung, di Jakarta juga menggunakan seruan “kiri bang untuk menghentikan angkot. Akan tetapi, di Manado kata yang di serukan yaitu ”muka”, sementara itu, seruan ”minggir!” lazim di gunakan di daerah Lampung untuk menandakan penumpang yang akan berhenti. Lain halnya dengan di Padang, meskipun penumpang yang turun lebih dari satu atau mungkin seluruh penumpangnya, kata seruan yang digunakan ”siko cieh!” yang berarti ”di sini satu!”. (Mulyana, 2000:259).
b.      Contoh Kalimat Pertentangan
“Orde 1998-2006 atau orde politik Indonesia kini jauh berbeda dari ”Orde 1997-1998.” Ini menyebabkan kehidupan dan penegakan hukum dalam kedua periode orde itu juga berbeda besar. Orde pemerintah Soeharto memiliki kecendrungan kuat ke arah sentralisme, otoriter, dan represif. Kekuasaan politik dengan efisien dan efektif mengendalikan kekuasaan publik, baik legislatif, eksekutif, maupun yudikatif. Meski peraturan yang membolehkan campur tangan presiden ke dalam pengadilan dicabut dalam priode itu, tetapi pencabutan itu tidak dapat menahan kekuatan politik Soeharto untukmencampuri urusan pengadilan. Sejak 1998, orde politik disebut reformasi bertolak belakang dengan watak orde sebelumnya.[6]


5.      Teknik Analogi
Teknik ini digunakan untuk membandingkanatau menyamakan sesuatu dengan yang sudah dikenal dengan yang kuran dikenal. Tujuannya adalah untuk menjelaskan hal yang kurang dikenal tersebut. Analogi juga biasa dilakukan seseorang dalam membuat simpulan yang didasarkan aas sesuatu yang sudah ada. Akan tetapi, model berpikir analogi ini tidak selalu benar. Untuk itu dalam karya ilmiah jarang digunakan. Sebagai contoh :
Dalam persoalan Poso, kita memang diingatkan bahwa penanganannya tidaklah mudah. Ibaratnya kita diminta untuk memegang telur. Kalau terlalu keras memegangnya, telur itu akan pecah, tetapi kalau terlalu longgar juga akan pecah karena akan terlepas dari tangan. Kita harus menanganinya secara tepat dan harus menjadi perhatian kita bersama janganlah masalah ini membuat kita sebagai bangsa menjadi pecah. Kasihan para pahlawan dan mereka yang berharap masa depan.”(Kompas, 2006:6).


6.      Teknik Contoh-Contoh
Teknik ini memberikan hal yang konkret yang dapat memberikan bukti atau penjelasan kepada pembaca yang bersifat lebih umum. Hal tersebut biasa disebut generalisasi. Pengambilan simpulan secara generalisasi diperlukan contoh-contoh yang valid, sehingga dapat disimpulkan dengan tepat (benar). Sebagai contoh :
Selain tipe introver, sifat manusia yaitu ekstrover. Tipe ekstrover yaitu orang-orang yang perhatiannya lebih diarahkan keluar dirinya, kepada orang lain, dan kepada masyarakat.orang yang tergolong tipe ekstrover memiliki sifat-sifat tertentu contohnya berhati terbuka, lancar dalam pergaulan, ramah tamah, penggembira,mudah memengaruhi,dan mudah dipengaruhi oleh orang lain.(Purwanto, 1984:147)
7.      Teknik Sebab Akibat
Teknik sebab akibat dapat diwujudkan dengan melihat hubungan antarkalimat dalam paragraf. Hubungan kalimat yang satu dengan yang lain dapat berbentuk sebab-akibat. Sebab dapat berfungsi sebagai kalimat utama dan dijelaskan dengan beberapa penyebab sebagai perinciannya sehingga pembaca mudah memahaminya. Sebagai Contoh :
Seharusnya Indonesia telah menerapkan negara kesejahteraan sejak awal kemerdekaan. Program Jamsostek baru dimulai pada 1976 sehingga Indonesia tertinggal membentuk tabungan nasional. Padahal, Malaysia telah memulainya sejak 1959. Akibatnya, saat krisis melanda Asia pada 1997/1998, Indonesia paling sulit untuk bangkit lagi. Oleh karena itu, Indonesia perlu melakukan reformasi penyelenggaraan program jaminan sosial.[7]
8.      Teknik Definisi Luas
Teknik ini merupakan pemberian penjelasan tentang sesuatu dengan beberapa kalimat untuk memperjelasa definisi. Terkadang penulis menguraikan penjelasan tersebut ke dalam beberapa kalimat, bahkan beberapa alinea/paragraf. Sebagai contoh :
Apakah psikologi itu? R.S Woodworth berpendapat,”Psikologi adalah ilmu jiwa. Sedangkan menurut Crow dan Crow “Psikologi adalah kejiwaan manusia dalam berinteraksi dengan dunia sekitarnya.”sementara itu, Santian mengemukakan bahwa psikologi merupakan perwujudan tingkah laku manusia.[8]
9.      Teknik Klasifikasi[9]
Teknik klasifikasi merupakan penggunaan cara pengelompokan hal-hal yang sama untuk memperjelas kalimat utama. Pada mulanya penulis mengelompokkan suatu hal berdasarkan persamaannya kemudian diperinci lagi lebih lanjut kedalam kelompok-kelompok yang lebih kecil. Pengelompokkan yang didasarkan pada persamaan  biasanya dapat memberikan sebuah simpulan yang tepat. Sebagai contoh :


Dalam karang mengarang atau tulis menulis, dituntut beberapa kemampuan antara lain kemampuan yang berhubungan dengan kebahasaan dan kemampuan pengembangan atau penyajian. Yang termasuk kemampuan kebahasaan adalah kemampuan menerapkan ejaan, kosa kata dan kalimat. Sedangkan yang dimaksud dengan kemampuan pengembangan ialah kemampuan menata paragraf, kemampuan membedakan pokok bahasan, subpokok bahasan, dan kemampuan membagi pokok bahasan dalam urutan yang sistematik.[10]


BAB III
PENUTUP
A.    Simpulan
Dari pembahasan diatas penulis dapat menentukan simpulan sebagai berikut :
1.      Teknik pengembangan paragraf itu secara garis besarnya, ada dua macam yaitu ilustrasi dan analisis.
2.      Pembagian teknik pengembangan paragraf terbagi atas Sembilan yaitu teknik alamiah, teknik klimaks dan antiklimaks, teknik umum khusus dan khusus umum, teknik perbandingan dan pertentangan, teknik analogi, teknik contoh-contoh, teknik sebab akibat, teknik definisi luas dan teknik klasifikasi.
B.     Saran
Karya ilmiah yang disusun oleh penulis menyajikan tentang teknik pengembangan paragraf. Yang mana masih terdapat banyak kekurangan didalam baik dalam penulisan kata, tanda baca maupun  isi yang kurang sesuai. Maka dari itu penulis menyarankan agar tidak berhenti pada karya ilmiah ini dalam menuntaskan teknik pengembangan paragraf. Namun juga tetap mencari sumber lain yang lebih komperehensif.


DAFTAR PUSTAKA
Adjat, Syakri .Bangun Paragraf Bahasa Indonesia. Bandung: ITB Bandung. 1992.

Aleka & H. Ahmad H.P. Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Kencana Prenada.  2010.

Annijat Maimunah, Sitti. Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi.  Malang: UIN-Maliki Press. 2011.

Arifin, E. Zaenal & Tasai, S. Amran. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta: Penerbit Akademika Pressindo. 2008.

M. Rohmadi & Sri Nugraheni, Anidtiya. Belajar Bahasa Indonesia. Jakarta: Cakrawala Media. 2011.

Rahardi, R. Kunanjar. Bahasa Indonesia Perguruan Tinggi. Jakarta: Penerbit Erlangga. 2002.

Syafi’I, Imam. Bahasa Indonesia Profesi. Malang: Ikip Malang. 1990.

Widyamarta. SeniMenuangkan Gagasan. Yogyakarta: Kanisius. 1993.






[1] E. Zaenal Arifin & S. Amran Tasai, Cermat Berbahasa Indonesia, (Jakarta: Penerbit Akademika Pressindo, 2008), h. 129
[2] Ibid, h. 130-131
[3] Imam Syafi’I, Bahasa Indonesia Profesi, (Malang: Ikip Malang, 1990) h. 25
[4] Syakri Adjat, Bangun Paragraf Bahasa Indonesia, (Bandung: ITB Bandung, 1992), h. 21
[5] Widyamarta, Seni Menuangkan Gagasan, (Yogyakarta: Kanisius, 1993) h. 39
[6] R. Kunanjar Rahardi, Bahasa Indonesia Perguruan Tinggi, ( Jakarta: Penerbit Erlangga, 2002) h. 198
[7] Aleka & H. Ahmad H.P, Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi, (Yogyakarta: Kencana Prenada, 2010), h. 58
[8] M. Rohmadi & Anidtiya Sri Nugraheni, Belajar Bahasa Indonesia,(Jakarta: Cakrawala Media, 2011), h. 101
[9] Sitti Annijat Maimunah, Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi, (Malang: UIN-Maliki Press, 2011), h. 41-43
[10] Op.Cit, M. Rohadi & Aniditya Sri Nugraheni, h. 102

Artikel Terkait

Previous
Next Post »