Makalah, Contoh Makalah Eksistensi Lembaga Pendidikan Pesantren di Era Kemajuan IPTEK

7:21:00 AM
Makalah Eksistensi Lembaga Pendidikan Pesantren di Era Kemajuan IPTEK


Makalah, Contoh Makalah Eksistensi Lembaga Pendidikan Pesantren di Era Kemajuan IPTEK

KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT. Karena dengan hidayah- Nya sehingga makalah Kapita Selekta Pendidikan dengan judul “Eksistensi Lembaga Pendidikan Pesantren Di Era Kemajuan Iptek“. Dan shalawat atas junjungan kami Muhammad SAW. Karena berkat perjuangan beliau sehingga kita bias merasakan zaman yang penuh perkembangan ini. Dalam penyusunan makalah ini, penulis mengalami hambatan. Namun hambatan tersebut dapat teratasi berkat kerjasama rekan tim penulis yang solid, serta bantuan dari senior serta panduan buku.
Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari bahwa masih banyak kesalahan serta kekurangan, maka dari itu kami mohon kritik dan saran yang membangun. Dan semoga makalah ini dapat bermanfaat. Aamiin insya Allah.

Watampone, 8 November 2014

                                                                                            
                                                                                                  Penyusun





DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR                                                                                 
DAFTAR ISI                                                                                                 
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
B.     Rumusan Masalah
C.     Tujuan Penulisan                                                                                       
BAB II PEMBAHASAN
A.    Asal Usul Pesantren Di Indonesia                                                               
B.     Upaya-Upaya Yang Dilakukan Pesantren Dalam
Menghadapi Kemajuan IPTEK                                                                  
BAB III PENUTUP
A.    Simpulan                                                                                                     
                                                                                                                    
DAFTAR PUSTAKA                                                                                         




BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sosial kemanusian, pendidikan bukan hanya sebagai suatu upaya untuk melahirkan proses pembelajaran yang bermaksud membawa manusia menjadi sosok yang potensial secara intelektual (intellectual-oriented) melalui proses transfer of knowledge yang kental. Akan tetapi, proses tersebut juga bermuara pada upaya pembentukan masyarakat yang berwatak, beretika, dan estetika melalui proses transfer of values yang terkandung didalamnya.
Muatan upaya yang dibawa dalam proses pendewasaan manusia seperti yang dimaksud diatas, merupakan proses yang padu dan komprehensif. Masyarakat ingin diarahkan menjadi masyarakat yang responsif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), namun tidak meniscayakan aspek normatif yang begitu jelas pula peranannya dalam menentukan suatu model kehidupan sosial yang humanis.
B. Rumusan Masalah
1.      Bagaimana Asal Usul Pesantren Di Indonesia?
2.      Bagaimana Upaya-Upaya Yang Dilakukan Pesantren Dalam Menghadapi Kemajuan IPTEK?

C. Tujuan Penulisan
1.      Untuk Menjelaskan Asal Usul Pesantren Di Indonesia.
2.      Untuk Menjelaskan Upaya-Upaya Yang Dilakukan Pesantren Dalam Menghadapi Kemajuan IPTEK.



BAB II
PEMBAHASAN
A. Asal Usul Pesantren Di Indonesia
Pesantren yang merupakan “Bapak” dari pendidikan islam di indonesia, didirikan karena adanya tuntutan dan kebutuha zaman. Hal ini bisa dilihat dari perjalanan sejarah, dimana bila dirunut kembali, sesungguhnya pesantren dilahirkan atas kesadaran kewajiban dakwah islamiyah, yakni menyebarkan dan mengembangkan Ajaran Islam, sekaligus mencetak kader-kader Ulama atau Da’i.[1]
Perkataan pesantren berasal dari kata santri. Sedangkan asal usul kata “santri” dalam padangan Nurcholish Madjid dapat dilihat dari dua pendapat. Pendapat ini didasarkan atas kaum santri adalah kelas literary bagi orang Jawa yang berusaha mendalami agama melalui kitab-kitab bertulisan dan berbahasa Arab. Dan pendapat yang mengatakan bahwa kata “santri” berasal dari bahasa India berarti orang yang tahu buku-buku suci Agama Hindu, atau sarjana ahli kitab suci Agama Hindu.[2]
Kedua, pendapat yang mengatakan bahwa perkataan santri sesungguhnya berasal dari Jawa, dari kata “cantrik”, berarti seseorang yang selalu mengikuti seorang guru kemana guru ini pergi menetap.[3]Di indonesia istilah pesantren lebih populer dengan sebutan pondok pesantren. Lain halnya dengan pesantren, pondok berasal dari sebutan bahasa Arab funduq, yang berarti hotel, asrama, rumah, dan tempat tinggal sederhana. Pengertian terminologi pesantren tersebut, mengindikasikan bahwa secara kultural pesantren lahir dari budaya Indonesia. [4]
Ada beberapa pendapat mengenai proses lahirnya pesantren, perbedaan pendangan ini dapat dikategorikan menjadi dua pendapat, yaitu:[5]
1.      kelompok ini berpendapat bahwa pesantren merupakan hasil kreasi sejarah anak bangsa setelah mengalami persentuhan budaya dengan budaya pra islam. Pesantren merupakan sistem pendidikan islam yang memiliki kesamaan dengan sistem pendidikan Hindu-Budha. Pesantren disamakan dengan asyrama atau mandala dalam khazanah lembaga pendidikan pra islam.
2.      kelompok yang berpendapat bahwa pesantren diadopsi dari lembaga pendidikan Islam Timur-Tengah.
Dalam mekanisme kerjanya, sistem yang ditampilkan pondok pesantren mempunyai keunikan dibandingkan dengan system yang diterapkan dalam pendidikan pada umumnya, yaitu:[6]
a.       Memakai system tradisional
b.      Kehidupan di pesantren menampakan semangat demokrasi karena mereka praktis berkerja sama mengatasi problem nonkurikuler mereka.
c.       Para santri tidak mengidap penyakit simbolis.
d.      Sitem pondok pesanten mengutamakan kesederhanaan,idealisme, persaudaraan, persamaan, rasa percaya diri dan keberanian hidup.
e.       Alumni pondok pesantren tidak ingin menduduki jabatan pemerintahan, sehingga mereka hampir tidak dapat dikuasi oleh pemerintah.
Sementara itu yang menjadi cirri khas pesantren dan sekaligus menujukan unsure-unsur pokoknya, yang memebedakannya dengan lembaga pendidikan lainnya, yaitu:[7]
a.       Pondok     
Merupakan tempat  tinggal kiai bersama para santrinya,. Adanya pondok sebagai tempat tingggal bersama anatara kiai dengan para santrinya dan bekerjas sama untuk memenuhi kebutuhan hidup sehaari-hari, merupakan pembeda dengan lembaga pendidikan yang belangsung di mesjid atau langgar.
b.      Adanya Mesjid
Sebagai pusat kegiatan ibadah dan belajar mengajar. Mesjid yang merupakan unsure pokok kedua dari pesantren, disamping berfungsi sebagai tempat unuk melakukan sholat berjama’ah setiap waktu shalat, juga berfungsi sebagia tempat belajar- mengajaar.
c.       Santri, merupakan unsur pokok dari suatu pesantren.
d.      Kiai
Merupakan tokoh sentral dalam pesantren yang memberikan pengajaran. Karena itu kiai adalah salah satu unsur yang paling dominant dalam kehidupan suatu pesantren. Kemasyuran, perkembangan dan kelangsungan kehidupan suatu pesantren banyajk bergantung pada keahlian dan kedalaman ilmu, kharismatis dan wibawa, serta keterampilan kiai yang bersangbkutan dalam mengelola pesantrennya.
e.       Kitab-kitab islam klasik
Unsur pokok lain yang cukup membedakan pesantren dengan lembaga pendidikan lainnya adalah bahwa pada pesaantren diajarkan kitab-kitab klasik yang dikarang para ulama terdahulu, mengenai berbagai macam ilmu pengetahuan agama islam dan bahasa arab.

B. Upaya-Upaya Yang Dilakukan Pesantren Dalam Menghadapi Kemajuan IPTEK
Eksistensi pondok pesantren dalam menyikapi perkembangan zaman, tentunya memiliki komitmen untuk tetap menyuguhkan pola pendidikan yang mampu melahirkan sumber daya manusia (SDM) yang handal. Kekuatan otak (berpikir), hati (keimanan) dan tangan(keterampilan), merupakan modal utama untuk membentuk pribadi santri yang mampu menyeimbangi perkembangan zaman. Berbagai kegiatan keterampilan dalam bentuk pelatihan atau work-shop(daurah) yang lebih memperdalam ilmu pengethuan dan keterampilan kerja adalah upaya untuk menambah wawasan santri di bidang ilmu sosial, budaya dan ilmu praktis, merupakan salah satu terobosan konkret untuk mempersiapkan individu santri di lingkungan masyarakat.[8]
Dalam menghadapi tantangan yang semakin kompleks di lingkungan masyarakat, maka pondok pesantren harus berani tampil dan mengembangkan dirinya sebagai pusat keunggulan. Pondok pesantren tidak hanya mendidik santri agar memiliki ketangguhan jiwa (taqwimu al-nafs), jalan hidup yang lurus, budi pekerti yang mulia, tetapi juga santri yang dibekali dengan berbagai disiplin ilmu keterampilan lainnya, guna dapat diwujudkan dan mengembangkan segenap kualitas yang dimilikinya.[9]
Karena itulah akhir-akhir ini pondok pesantren mempunyai kecenderungan baru dalam rangka renovasi terhadap sistem yang selama ini dipergunakan, yaitu:[10]
a.       Mulai akrab dengan metodologi ilmiah moderen.
b.      Semakin berorientasi pada pendidikan dan fungsional, artinya tebuka atas perkembangan diluar dirinya.
c.       Diversifikasi program dan kegiatan makin terbuka dan ketergantungannya pun dengan kiai.
d.      Dapat berfungsi sebagai pusat pengembangan masyarakat.
Berdasarkan tujuan pesantren adalah membina warga negara agar berkepribadian muslim sesuai dengan ajaran-ajaran agama Islam dan menanamkan rasa keagamaan tersebut pada semua segi kehidupannya serta menjadikannya sebagai orang yang berguna bagi agama, masyarakat dan negara.[11]
Untuk mencapai tujuan di atas, para santri harus dibekali sejumlah nilai keislaman yang dipadukan dengan keterampilan. Paling tidak tiga hal yang mesti digarap oleh pondok pesantren yang sesuai dengan jati dirinya.
1.      pesantren sebagai lembaga pendidikan pengkaderan ulama.Namun demikian, tuntutan modernisasi dan perkembangan IPTEK mengharuskan ulama memiliki kemampuan lebih, kapasitas intelektual yang memadai, wawasan, akses pengetahuan dan informasi yang cukup serta responsif terhadap perkembangan dan perubahan.
2.      pesantren sebagai lembaga pengembangan ilmu pengetahuan khusus agama Islam. Pada tatanan ini, pesantren masih dianggap lemah dalam penguasaan ilmu dan metodologi. Pesantren hanya mengajarkan ilmu agama dalam arti transfer of knowledge. Karena pesantren harus jelas memiliki potensi sebagai "lahan" pengembangan ilmu agama.
3.      dunia pesantren harus mampu menempatkan dirinya sebagai transformasi, motivator, dan inovator.[12]
Dalam menghadapi era globalisasi dan perkembangan IPTEK, K.H. Wahid Zaini menawarkan lima jurus yang harus dilakukan pesantren, yaitu:[13]
1.      Pesantren sebagai lembaga dakwah, harus mampu menempatkan dirinya sebagai transformator, motivator dan invator masyarakat.
2.      Pesantren sebagai lembaga pengkaderan ulama’ dituntut agar dapat menciptakan para lulusannya mempunyai kemampuan analisis dan antisipatif.
3.      Sebagai lembaga ilmu pengetahuan, pesantren dituntut agar secara bertahap dan sistematis dapat mengembalikan Islam sebagai agen ilmu pengetahuan, sebagaimana zaman sebelum agen keilmuan dipegang oleh bangsa Barat.
4.      Pesantren sebagai lembaga pengembangan masyarakat, khususnya masyarakat industri.
5.      Para santrinya dituntut untuk semakin meningkatkan kualitas iman dan taqwanya dan juga dituntut agar dapat menjalankan peran sebagai khalifah fil ardhi.
Bersamaan dengan mainstrem perkembangan dunia (globalisasi) dan perkembangan IPTEK pesantren dihadapkan pada beberapa perubahan sosial budaya yang tak terelakkan. Untuk itu, pesantren hendaknya melakukan upaya-upaya rekonstruksi dengan:[14]
1)      Memperbaiki metode pendidikan pesantren
2)      Memperbaiki kurikulum pendidikan pesantren
3)      Memperbaiki manajemen pendidikan pesantren
4)      Memperbaiki sarana dan prasarana


BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
1.      Asal usul pesantren ada dua pendapat. Pertama, kelompok ini berpendapat bahwa pesantren merupakan hasil kreasi sejarah anak bangsa setelah mengalami persentuhan budaya dengan budaya pra islam. Kedua, kelompok yang berpendapat bahwa pesantren diadopsi dari lembaga pendidikan Islam Timur-Tengah.
2.      Upaya-upaya yang dilakukan pesantren dalam menghadapi kemajuan iptek Memperbaiki metode pendidikan pesantren, Memperbaiki kurikulum pendidikan pesantren, Memperbaiki manajemen pendidikan pesantren, Memperbaiki sarana dan prasarana.



DAFTAR PUSTAKA






Maunah, Tradisi Intelektual Santri Dalam Tantangan Dan Hambatan Pendidikan Pesantren Di Masa Depan, Yogyakarta:Teras, 2009


Qamar, Mujamil, Pesantren, Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama, 2002.


Yasmadi, Modernisasi Pesantren, Cet. I; Jakarta: Ciputat Press, 2002.


Zaini, A. Wahid, Dunia Pemikiran Kaum Santri, Yogyakarta: LKPSM, 1994.






[2]Yasmadi, Modernisasi Pesantren, (Cet. I; Jakarta: Ciputat Press, 2002), h. 61
[3]Ibid.,h. 61-62
[4]Ibid., h. 62.

[6]aura-kharismathis, loc. cit.
[7]Ibid
[9]Ibid
[10]aura-kharismathis. op. cit
[11]Mujamil Qamar, Pesantren, (Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama, 2002), h. 6
[13]A. Wahid Zaini, Dunia Pemikiran Kaum Santri, (Yogyakarta: LKPSM, 1994), h. 103-106
[14]Ibid.

Artikel Terkait

Previous
Next Post »