Makalah, Aliran Fighi Dalam Mazhab Hambali

12:58:00 PM
Makalah, Aliran Fighi Dalam Mazhab Hambali


ALIRAN FIGHI DALAM ISLAM
MAZHAB HAMBALI


Makalah Ini Diajukan Untuk Memenuhi Salah Tugas PadaMata KuliahMetodelogiStudi IslamJurusan SyariahProgram Hukum Tata Negara  (HTN5)
Semester 2

Oleh :




ASTITI
01154133

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
WATAMPONE
2016


KATA PENGANTAR

            Alhamdulillah, tiada kata yang paling indah diucapkan kecuali puji dan syukur kehadirat ilahi rabby, karena atas limpahan rahmat dan Taufik-Nya jualah sehingga penyusun dapat merangkum tugas makalah ini walaupun dalam bentuk yang sangat sederhana.
Selanjutnya shalawat dan taslim tak lupa penyusun kirimkan atas junjungan Nabi Muhammad SAW, Nabi yang telah membebaskan umatnya dari belenggu kejahilan menuju ketingkat intelektual.
Dalam penyusunan makalah ini, banyak hambatan dan kesulitan yang ditemui oleh penulis, sejak tahap penyelesaian, namun berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak sehingga tugas ini dapat terselesaikan sesuai dangan waktu yang ditemukan. Karena itu, sepatutnya jika pada kesempatan ini penyusun menghaturkan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuanya.
Akhirnya, penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat dijadikan sebagai referensi untuk pembuatan makalah selanjutnya. Kritik dan saran penyusun harapkan dari pembaca demi perbaikan makalah dimasa yang akan datang.


                                                                                Watampone, 21 Mei  2016

           
Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR                                                                                 i
DAFTAR ISI                                                                                                 ii
BAB I PENDAHULUAN                                                                           
A.    Latar Belakang                                                                                    1           
B.     Rumusan Masalah                                                                               1
C.     Tujuan Penulisan                                                                                 2
BAB II PEMBAHASAN                                                                             
A.    Sejarah perkembanga Mazhab Hambali                                             3
B.     Pendiri Mazhab Hambali                                                                    4
C.     Ajaran Pokok Mazhab Hambali                                                          5
BAB III PENUTUP                                                                                     
A.    Simpulan                                                                                             7         
B.     Saran                                                                                                   7
DAFTAR PUSTAKA




BAB I

PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Belakangan ini penelitian tentang sejarah fiqih Islam mulai dirasakan penting. Paling tidak, karena pertumbuhan dan perkembangan fiqih menunjukkan pada suatu dinamika pemikiran keagamaan itu sendiri. Hal tersebut merupakan persoalan yang tidak pernah usai di manapun dan kapanpun, terutama dalam masyarakat-masyarakat agama yang sedang mengalami modernisasi. perkembangan fiqih secara sungguh-sungguh telah melahirkan pemikiran Islam bagi karakterisitik perkembangan Islam itu sendiri.
Kehadiran fiqih ternyata mengiringi pasang-surut Islam, dan bahkan secara amat dominan abad pertengahan mewarnai dan memberi corak bagi perkembangan Islam dari masa ke masa. Karena itulah, kajian-kajian mendalam tentang masalah kesejahteraan fiqih tidak semata-mata bernilai historis, tetapi dengan sendirinya menawarkan kemungkinan baru bagi perkembangan Islam berikutnya.

B.  Rumusan Masalah
Mengacu pada latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka diajukan rumusan masalah sebagai berikut:
1.      Bagaimana sejarah perkembangan Mazhab Hambali ?
2.      Siapa Pendiri Mazhab Hambali ?
3.      Apa Ajaran Pokok Mazhab Hambali ?
C.  Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah yang disusun oleh penulis di atas, maka tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Supaya kita mengetahui sejarah perkembangan Mazhab Hambali ?
2.      Agar kita Pendiri Mazhab Hambali ?
3.      Supaya kita mengetahui Ajaran Pokok Mazhab Hambali ?



BAB II
PEMBAHASAN
A.  Sejarah Perkembangan
Pada awalnya madzhab Hanbali hanya berkembang di Baghdad. Baru pada abad ke-6 H, madzhab ini berkembang di Mesir. Perkembangan pesat terjadi pada abad ke-11 dan ke-12 H, berkat usaha Ibnu Taimiyyah (w. 728 H) dan Ibnu Qayyim (w. 751 H). Kedua tokoh inilah yang membuka mata banyak orang untuk memberikan perhatian pada fikih madzhab Hanbali, khususnya dalam bidang muamalah. Kini, madzhab tersebut banyak dianut umat Islam di kawasan Timur Tengah.
Perkembangan Mazhab di Indonesia berkembang dipengaruh oleh para pedagang dan para mubaligh Arab yang menyiarkan ajaran Islam, sehingga Indonesia (Pasai) yang menjadi tempat persinggahan para pedagang Arab dan India, juga berfaha. Kemudian pada perkembangan selanjutnya, paham Hambali banyak berkembang di seluruh pelosok Indonesia yang dibawakan oleh para ulama-ulama yang berpedoman kepada mazhab Hambali.
Nama bagi pengasas Imam Hanbali ialah Ahmad Bin Mohamad Bin Hanbal. Lahir di bandar Baghdad pada tahun 164 hijrah. Ibnu Hanbal adalah dari keluarga miskin, kerana bapanya tidak meninggalkan di waktu matinya melainkan sebuah rumah yang kecil yang didiaminya. Untuk menampung kehidupannya, belaiu terpaksa bekerja di kedai jahit untuk mengambil upah.
Ibnu Hanbal menuntut ilmu sepanjang hayatnya. Beliau tetap mempelajari hadith sehingga beliau menjadi seorang imam, orang pernah berkata kepadanya: "Sampai bilakah engkau nak menuntut ilmu? Padahal engkau sudah mencapai darjat paling tinggi dan engkau telah menjadi imam bagi seluruh umat Islam?" Imam Ibnu Hanbal menjawab: "Aku menuntut ilmu dari hujung dunia hinggalah ke pintu kubur." Memang benar beliau tidak pernah jemu menuntut ilmu sepanjang hayatnya. Imam Syafie adalah salah seorang dari guru Ahmad Bin Hanbal. Ibnu Hanbal bertemu Imam Syafie semasa di Hijaz, sewaktu beliau menunaikan fardu haji, Imam Syafie mengajar di Masjidil Haram. Ibnu Hanbal mempelajari daripadanya, kemudian mereka bertemu pula pada kali kedua di Baghdad, Imam Syafie menasihatinya supaya beliau mengikutnya ke Mesir. Imam Ibnu Hanbal bercadang mengikutinya tetapi niatnya tak sampai.

B.  Pendiri
Pendiri Mazhab Hambali adalah Abu Abdullah Ahmad bin Muhammad bin Hambal bin Hilal Al-Syaibani. Beliau dilahirkan di Baghdad pada bulan Rabiul Awal tahun 164 H (780M).[1]
Ahmad bin Hambal dibesarkan dalam keadaan yatim oleh ibunya, karena ayahnya meninggal ketika beliau masih bayi. Sejak kecil beliau telah menunjukkan sifat dan pribadi yang mulia sehingga menarik simpati banyak orang. Dan sejak kecil itu pula beliau telah menunjukkan minaat yang besar kepada ilmju pengetahuan, kebetulan pada saat itu Baghdad nerupakan kota pusat ilmu pengetahuan. Beliau memulai dengan belajar menghagfal Al-Quran, kemudian belajar Bahasa Arab, Hadits, sejarah para Nabi dan sahabat serta thabi’in.[2]
Untuk memperdalam ilmu, beliau pergi ke Basrah untuk beberapa kalinya, disanalah beliau bertemu dengan Imam Syafi’i. beliau juga pergi menuntut ilmu ke Yaman dan Mesir.
Pada masa pemerintahan Al-Muktasim sampai khalifah Abbasiyah beliau sempat dipenjara, karena sependapat dengan opini yang mengatakan bahwa Al-Qur’an adalah makhluk. Beliau dibebaskan pada masa khalifah Al-Mutawakkil.
Imam Aahmad Hambali wafat di Baghdad pada usia 77 tahun, atau tepatnya pada tahun 241 H (855 M) pada masa pemerintahan khalifah Al-Wathiq. Sepeninggal beliau, mazhab Hambali berkembang luas dan menjadi salah satu mazhab yang memiliki banyak penganut.[31]

C.  Pokok-Pokok Ajaran
Imam Ahmad mendirikan mazhabnya atas lima dasar poko sebagai berikut.
a.       Nash Alquran dan Sunnah. Jika ia menemukan nash maka ia akan menggunakannya dalam berfatwa dan tidak melirik yang lain, tidak mendahulukan pendapat sahabat daripada hadis yang shahih, atau amalan penduduk Madinah atau yang lainnya.
b.      Fatwa sahabat yang tidak ada pernentangnya, dan tidak menamakannya sebagai ijma’, namun beliau menamakannya karena wara’ “saya tidak menemukan ada yang menentangnya.
c.       Jika para sahabat berbeda pendapat maka beliau akan memilih salah satunya jika sesuai dengan Alquran dan sunnah, dan tidak mencari pendapat orang lain.
d.      Menggunakan hadis mursal dan hadist dhaif  jika tidak ada dalil lain yang menguatkannya dan didahulukan daripada qiyas.
e.       Qiyas, jika tidak ada nash dari Alquran dan sunnah, atu pendapat sahabt atau hadis mursal atau hadis dhaif maka ia baru mengambil qiyas.
Salah satu juga pokok ajaran dalam mazhab hambali ialah Wajib membaca Al-fatihah pada setiap rakaat, dan sesudahnya disunahkan membaca surat Al-Qur’an pada dua rakaat yang pertama. Dan pada sholat subuh, serta dua rakaat pertama pada sholat magrib dan isya’ disunahkan membacanya ddengan nayring. Basmalah merupakan bagian dari surat, tetapi cara membacanya harus pelan-pelan dan tidak boleh dengan keras.
Qunut hanya pada sholat witir bukan pada sholat-sholat lainnya. Sedangkan menyilangkan dua tangan disunatkan bagi lelaki dan wanita, hanya yang paling utama adalah meletakkan tangannya yang kanan pada belakang telapak tangannya yang kiri, dan meletakkan dibawah pusar. (Mughniyah: 2001).


BAB III
PENUTUP
A.  Simpulan
Pendiri Mazhab Hambali ialah Abu Abdillah Ahmad bin Muhammad bin Hanbal bin Hilal bin Asad bin Idris bin Abdullah bin Hayyan bin Abdullah bin Anas bin ‘Auf bin Qasith bin Mazin bin Syaiban bin Dzuhl bin Tsa‘labah adz-Dzuhli asy-Syaibaniy. Nasab beliau bertemu dengan nasab Nabi pada diri Nizar bin Ma‘d bin ‘Adnan. Yang berarti bertemu nasab pula dengan nabi Ibrahim.
Ketika beliau masih dalam kandungan, orang tua beliau pindah dari kota Marwa, tempat tinggal sang ayah, ke kota Baghdad. Di kota itu beliau dilahirkan, tepatnya pada bulan Rabi‘ul Awwal -menurut pendapat yang paling masyhur- tahun 164 H.
B.  Saran
Untuk lebih memahami masalah supervisi pendidikan dalam Total Quality Management (TQM) diharapkan kepada para pembaca disamping materi yang ada pada makalah ini juga mencari sumber atau informasi yang berkaitan guna memperluas pemahaman dan wawasan.




DAFTAR PUSTAKA

Hasjmy, A., Sejarah Kebudayaan Islam, Jakarta: PT. Bulan Bintang.
Ismail, Ahmad satori, Pasang Surut Perkembangan Fiqh Islam, Jakarta : Pustaka Tarbiatuna, Cet. I, 2003
Mubarok, Jaih, Sejarah dan Perkembangan Hukum Islam, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, Cet. III, 2003.
Nasution, Harun,  Teologi Islam Aliran-aliran Sejarah Analisa Perbandingan, Jakarta : UI Press, 2002.
Rahmat, Jalaluddin, Tinjauan Kritis Atas Sejarah Fiqh,  Artikel yayasan Paramadina, www. Media.Isnet.org/islam/paramadina/konteks/sejarahfiqh01.html.
Sirry, Mun’im A., Sejarah Fiqh Islam, Surabaya : Risalah Gusti, Cet I, 1995.
Yanggo, Huzaemah Tahido, Pengantar Perbandingan Mazhab, Jakarta : Logos, Cet. III, 2003.




[1] Muhammad Jawad Mughniyah, “Fiqh Lima Mazhab”,… xxxi
[2] Muhammad Jawad Mughniyah, “Fiqh Lima Mazhab”,… xxxi

Artikel Terkait

Previous
Next Post »