Makalah, Contoh makalah Jenis-Jenis Perencanaan Pembelajaran Lengkap

8:16:00 PM
Jenis-Jenis Perencanaan Pembelajaran


KATA PENGANTAR
 Alhamdulillah, merupakan kata yang pantas dan senantiasa kita ucapkan setiap saat, karena berkat inayah dan rahmat-Nyalah sehingga apa yang kita lakukan setiap waktu senantiasa bermanfaat dan bernilai ibadah disisi-Nya. Begitupun shalawat dan salam selalu kita kirimkan kepada baginda utusan Allah Muhammad SAW sebagai nabi pelopor kebenaran dan pembawa cahaya dan penyempurna akhlak umat manusia.
Selesainya makalah ini merupakan usaha dari penulis, dan bantuan rekan-rekan tentunya. Dalam makalah ini penulis mengangkat tentang Pengertian danJenis-jenis Perencanaan Pembelajaran.
Semoga dengan hadirnya makalah ini dapat menambah khasanah pengetahuan kita, serta semoga kekurangan-kekurangan yang ada dalam makalah ini dapat kita benahi bersama, demi tercapainya tujuan yang kita harapkan bersama.      
                                                                      
     
                                                                                 
                                                                                     Watampone, 20 Oktober 2014
                                                                       


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR                                                                                                                    
DAFTAR ISI                                                                                                                                              
BAB I PENDAHULUAN                
A.    Latar Belakang                                                                                                                    
B.     Identifikasi Masalah                                                                                                            
C.     Rumusan Masalah      
BAB II PEMBAHASAN                  
A.    Pengertian  Perencanaanpembelajaran                                                                           

B.     Jenis - jenis perencanaan                                                                                                 

BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan                                                                                                                       
B.     Saran                                                                                                                                   
DAFTAR PUSTAKA          


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang

Setiap pembelajaran perlu melakukan suatu perencanaan dalam setap kegiatan pembelajaran, baik perencanaan produksi, perencanaan belajar, media, dan tempa. Perencanaan(planning) merupakan proses dasar bagi pembelajaran untuk memilih sasaran dan menetapkan bagaimana cara mencapainya.[1]Oleh karena itu, perusahaan harus menetapkan tujuan dan sasaran yang hendak dicapai sebelum melakukan prosesproses perencanaan.

Perencanaan diperlukan dan terjadi dalam berbagai bentuk proses pembelajaran, sebab perencanaan ini merupakan proses dasar manajemen di dalam mengambil suatu keputusan dan tindakan. Perencanaan diperlukan dalam jenis kegiatan baik itu kegiatan belajar mengajar, disekolah maupun kegiatan di masyarakat, dan perencanaan ada dalam setiap fungsi-fungsi manajemen, karena fungsi-fungsi tersebut hanya dapat melaksanakan keputusan-keputusan yang telah ditetapkan.

Perencanaan merupakan tahapan paling penting dari suatu fungsi manajemen, terutma dalam menghadapi lingkungan eksternal yangberubah dinamis. Dalam era globalisasi ini, perencanaan harus lebih mengandalkan prosedur yang rasional dan sistematis dan bukan hanya pada intuisi dan firasat (dugaan).

Pokok pembahasan pada makalah ini berfokus pada elemen-elemen tertentu dari proses perencanaan dan proses yang sangat berhubungan dengan pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. Kemudian memperkenalkan konsep perencanaan dan menyajikan sejumlah pendekatan untuk mengefektifkan perencanaan dari berbagai jenis.

Dalam manajemen, perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan tak akan dapat berjalan.


B.      Rumusan Masalah

1.      Bagaimana dengan Perencanaan pembelajaran?
2.      Bagaimana Jenis - jenis perencanaan?

C.    Tujuan Penulisan

1.      Agar kita dapat memahami apa itu perencanaan.
2.      Agar kita mengetahui jenis-jenis perencanaan.














BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Perencanaan Pembelajaran

Perencanaan atau rencana (planing) dewasa ini telah dikenal oleh hampir setiap orang. Kita mengenal rencana pembangunan, perencanaan pendidikan, perencanaan produksi suatu pabrik dalam bentuk target-target produksi. Bahkan keluarga yang pada waktu dulu dipandang sebagai sesuatu  yang berjalan menurut “alam” sekarang direncanakan juga yang dikenal dengan sebutan keluarga berencana (family planning). Dalam ruang lingkup yang lebih luas perkembangan kebudayaan suatu masyarakat itu harus direncanakan, yang dikenal dengan sebutan kebudayaan (planning) kebudayaan. Defenisi mengenai perencanaan memang diperlukan agar dalam uraian selanjutnya tidak terjadi kesimpangsiuran. Defenisi pada umumnya merupakan suatu pintu gerbang untuk memasuki pengertian-pengrtian yang ada kaitannya dengan istilah yang dipakai, dalam hal ini perencanaan. Sudah sejak awal I istilah “Perencanaan Pendidikan” digunakan secara luar lingkungan pendidikan, namun belum pernah ditetapkan satu defenisi secara resmi. Hingga kini perencanaan itu sendiri belum merupakan suatu disiplin ilmu itu sendiri.

Supaya diperoleh suatu komitmen atauu kesepaktan, sehingga kesimpangsiuran atau kesalah pahaman dapat dihindarkan,langkah awal yang ditempuh adalah mengemukakan pengertian perencanaan pengajaran.upaya untuk maksud itu dilakukan dengan mengemukakan beberapa batasan atau defenisi.

Kaufman mengatakan: perencanaan adalahsuatu proyeksi tentang apa yang diperlukan dalam rangka mencapai tujuan apsa dan bernilai, didalamnya mencakup elemen-elemen:

a.       Mengidentifikasikan dan mendokumentasikan kebutuhan.
b.      Menentukan kebutuhan-kebutuhan yang perlu diprioritaskan.
c.       Spesifikasi rinci hasil yang dicapaidari tiap kebutuhan yang diprioritaskan.
d.      Identifikasi persyaratan untuk mencapai tiap-tiap pilihan.
e.       Konsekuensi hasil yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan yang dirasakan.
f.        Identifikasi strategi alternatif yang mungkin dan alat atau tools untuk melengkepi tiap persyaratan dalam mencapai tiap kebutuhan, termasuk didalamnya merinci keuntungan dan kerugian tiap strategi dan alat yang dipakai.[2]
 Terdapat banyak pengertian mengenai perencanaan yang dikemukakan oleh beberapa ahli antara lain:

1.       Menurut Cunningham (dalam Pidarta 1988: 1) perencanaan adalah “menyeleksi dan menghubungkan pengetahuan, fakta-fakta, imajinasi-imajinasi, dan asumsi-asumsi untuk masa yang akan datang untuk tujuan memvisualisasi dan memformulasi hasil yang diinginkan, urutan kegiatan yang diperlukan, dan perilaku dalam batas-batas yang dapat diterima yang akan digunakan dalam penyelesaian.
2.      Kauffman (dalam Fattah 2009: 49) mendefinisikan bahwa perencanaan adalah “proses penentuan tujuan atau sasaran yang hendak dicapai dan menetapkan jalan dan sumber yang diperlukan untuk mencapai tujuan itu seefisien dan seefektif mungkin.
3.      Robbins (dalam Pidarta 1988: 2) perencanaan adalah “suatu cara untuk mengantisipasi dan menyeimbangkan perubahan.

Dari ketiga definisi tentang perencanaan tersebut, dapat diketahui bahwa perencanaan pendidikan adalah kegiatan menentukan suatu tujuan dalam dunia pendidikan yang ingin dicapai dengan mengatur dan memanfaatkan semua sumber daya yang ada secara efektif dan efisien.

Dalam sebuah perencanaan juga perlu memperhatikan sifat rencana yang baik. Sifat rencana yang baik yakni :

1.      Pemakaian kata-kata yang sederhana dan jelas dalam arti mudah dipahami oleh yang menerima sehingga penafsiran yang berbeda-berbeda dapat ditiadakan.
2.      Fleksibel, suatu rencana harus dapat menyesuaikan dengan keadaan yang seebenarnya bila ada perubahan maka tidak semua rencana dirubah dimungkinkan diadakan peneysuaian-penyesuaian saja. Sifatnya tidak kaku harus begini dan begitu walaupun keadaan lain dari yang direncanakan.
3.      Stabilitas, tidak perlu setiap kali rencana mengalami perubahan jadi harus dijaga stabilitasnya setiap harus ada dalam pertimbangan.
4.      Ada dalam perimbangan berarti bahwa pemberian waktu dan faktor-faktor produksi kepada siapa tujuan organisasi seimbang dengan kebutuhan.
5.      Meliputi seluruh tindakan yang dibutuhkan, jadi meliputi fungsi-fungsi yang ada dalam organisasi.

Ada 5 buah langkah untuk menyusun suatu perecanaan, yang merupakan tahap dasar perencanaan, yaitu :

1.       Menetapkan tujuan dan serangkaian tujuan.
2.       Merumuskan keadaan saat ini.
3.       Mengidentifikasi segala kemudahan dan hambatan.
4.       Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan.
5.       Mempertahankan pengendalian.[3]

B.     Jenis-jenis Perencanaan Pembelajaran

Dalam meninjau jenis-jenis perencanaan pembelajaran dapat dikaji dari beberapa segi, antara lain:

a.       Menurut besaran atau magnitude, maka perencanaan dapat dibagi dalam:

1.      Perencanaan Makro, yakni perencanaan yang mempunyai telaah nasional, yang menetapkan kebijakan-kebijakan yang akan ditempuh, tujuan yang ingin dicapai dan cara- cara yang dipakai dalam mencapai tujuan tersebut. Dipandang dari sudut perencanaan makro, tujuan yang harus dicapai negara adalah pengenbangan sistem pendidikan untuk menghasilkan tenaga pembangunan baik secara kuantitatif dan kualitatif.
2.      Perencanaan Meso, yaitu kebijakan yang ditetapkan dalam perencanaan makro, kemudian dijabarkan lebih rinci kedalam program-program dalam dimensi yang lebih kecil. Pada tingkat ini perencanaan sudah lebih bersifat oprasional, disesuaikan dengan keadaan daerah, departemen atau unit-unit antara lainnya.
3.      Perencanaan Mikro, diartikan sebagai perencanaan tingkat institusional, dan merupakan penjabaran dari perencanaan tingkat meso, kekhususan-kekhususan dari lembaga mendapat perhatian, namun tidak boleh bertentangan dengan apa yang telah ditetapkan dalam perencanaan makro ataupun meso. Contoh perencanaan mikro, yaitu kegiatan belajar mengajar.[4]

b.      Menurut telaahnya maka perencanaan dapat dibagi menjadi:

1.      Perenjanaan strategis, yakni perencanaan yang berkaitan dengan penetapan tujan, pengalokasian sumber-sumber pedoman. Perencanaan strategis cenderung dipusatkan pada masalah-masalah yang tidak begitu terstruktur, yang yang melibatkan banyak vareabel, namun parameternya tidak pasti. Perencanaan jenis ini juga  sebut perencanaan tingkat normatif, sebab keputusan yang dibuat tidak didasarkan pada data-data statistik, melainkan juga pertimbangan para perencana.
2.      Perencanaan menajerial, yaitu perencanaan yang ditujukan untuk mengarahkan proses peleksanaan agar tujuan dapat dicapai secara efektif dan efisien. Perencanaan ini sudah lebih rinci dan sudah menggunakan data-data statistik, meskipun dalam hal masih menggunakan pertimbangan akal sehat.
3.      Perencanaan oprasional, yaitu memusatkan perhatian pada apa yang akan dikerjakan pada tingkat pelaksanaan dilapangan dari rencana menajerial. Perencanaan ini bersifat spesifik dan berfungsi memberi petunjuk konkrit tentang pelaksanaan suatu proyek atau program, baik tentang aturan, prosedur dan ketentuan-ketentuan lain yang lebih ditetapkan. Perencanaan opasional tidak banyak membutuhkan pertimbangan-pertimbangan individual, sebab sebagian besar didasarkan pada data kuantitatif yang dapat diukur.

c.       Ditinjau dari jangka waktu, maka perencanaan dibedakan dalam:

1.      Perecanaan jangka panjang, yaitu mencakup kurun waktu 10 sampai dengan 25 tahun. Mempunyai parameter yang lebih kabur dan makin panjang jangka waktunyamakin banyak vareabelnya yang tidak pasti.
2.      Perencanaan jangka menengah yaitu rencana yang mencakup kurun waktu antara 4 sampai dengan 10 tahun. Merupakan penjabaran oprasional dari rencana jangka panjang.
3.      Rencana jangka pendek, yaitu rencana yang mencakup kurun waktu antara 1 sampai dengan 3 tahun dan merupakan jabaran dari rencana jangka menengah dan jangka panjang. [5]

Sedangkan menurut Rahman (1989: 48) jenis-jenis perencanaan pendidikan dapat ditinjau dari segi sifatnya, luas lingkupnya, dan dari segi pembuat rencananya.

1.             Ditinjau dari Segi Sifatnya

Jenis-jenis perencanaan pendidikan yang ditinjau dari segi sifatnya terdapat perencanaan yang dibuat berdasarkan fakta nyata, perencanaan yang dibuat berdasar hasil penalaran, regio planningflexible planning, dan continue planning.

a.       Perencanaan yang Dibuat Berdasarkan Fakta Nyata

Perencanaan yang dibuat berdasarkan fakta nyata adalah perencanaan yang disusun berdasarkan hasil penelitian atau hasil kegiatan observasi lapangan.

b.      Perencanaan yang Dibuat Berdasar Hasil Penalaran

Perencanaan yang dibuat berdasar hasil penalaran adalah perencanaan yang dibuat berdasarkan hasil renungan pemikiran yang biasa disebut rasional planning atau logical planning.

c.       Regio Planning

Regio planning adalah perencanaan yang berlaku sekali saja dan tidak ada tindak lanjutnya.

d.      Flexible Planning

Flexible planning adalah perencanaan yang bersifat luas, yakni suatu perencanaan yang dapat menyesuaikan diri dengan keadaan kondisi dan situasi setempat.

e.       Continue Planning

Continue planning adalah perencanaan yang berkelanjutan, sehingga nampak suatu progress.

2.      Ditinjau dari Luas Lingkupnya

Jenis-jenis perencanaan pendidikan yang ditinjau dari segi luas lingkupnya terdapat international planning,national planningregional planningcity planning, dan village planning.

a.        International Planning
International planning adalah suatu perencanaan yang mencakup kepentingan negara-negara dunia. Perencanaan semacam ini biasanya dibuat oleh badan-badan internasional.

b.       National Planning
National planning adalah perencanaan yang dibuat oleh suatu negara yang mencakup kepentingan dari negara yang bersangkutan.

c.         Regional Planning
Regional planning adalah perencanaan yang dibuat oleh pemerintahan wilayah dan daerah.

d.            City Planning
City planning adalah suatu perencanaan tingkat kota.

e.             Village Planning
Village planning adalah perencanaan tingkat pedesaan.

3.        Ditinjau dari Segi Pembuat Rencananya
Jenis-jenis perencanaan pendidikan yang ditinjau dari segi pembuat rencananya terdapat individual planningstaff planningorganizing planning committeedepartment planning, dan supervisory planning.

a.      Individual Planning
Individual planning adalah suatu rencana yang dibuat secara perorangan.

b.      Staff Planning
Staff planning adalah suatu perencanaan yang dibuat untuk mengatur suatu staf.

c.        Organizing Planning Committee
Organizing planning committee adalah suatu perencanaan yang dibuat oleh suatu panitia dari suatu organisasi.

d.        Department Planning
Department planning adalah suatu perencanaan yang dibuat oleh suatu departemen.

e.         Supervisory Planning
Supervisory planning adalah suatu perencanaan yang disusun oleh supervisor.[6]
























BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan

            Perencanaan merupakan tahapan paling penting dari suatu fungsi manajemen, terutama dalam menghadapi lingkungan eksternal yang berubah dinamis. Dalam era globalisasi ini, perencanaan harus lebih mengandalkan prosedur yang rasional dan sistematis.

Perencanaan makro adalah perencanaan yang menetapkan kebijakan-kebijakan yang akan ditempuh, tujuan yang ingin dicapai dan cara-cara mencapai tujuan itu pada tingkat nasional.
Perencanaan mikro adalah perencanaan pada tingkat institusional dan merupakan penjabaran dari perencanaan tingkat meso. Contoh dari perencanaan mikro ini adalah kegiatan belajar mengajar.

B.     Saran

Sebaiknya dalam mengambil keputusan dan tindakan dalam berbagai bentuk Pembelajaran menggunakan proses dasar manajemen berupa perencanaan.

Dalam sebuah prencanaan perlu memperhatikan sifat rencana yang baik untuk mencapai hasil yang diinginkan.











DAFTAR PUSTAKA
 
Harjanto,Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta, 1997



Slameto. Belajar dan factor-faktor yang mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta, 2010




[1] Slameto. Belajar dan factor-faktor yang mempengaruhi,(Cet.V; Jakarta: Rineka cipta: 2010) hal 6
[2] Harjanto,Perencanaan Pembelajaran, (Cet. I; Jakarta: Rineka Cipta, 1997) hal 2

[4] Harjanto,Perencanaan Pembelajaran, (Cet. I; Jakarta: Rineka Cipta, 1997) hal 20
[5] Ibid h.22

Artikel Terkait

Previous
Next Post »